[renungan] Pemanfaatan Teknologi Digital untuk Indonesia


     Perkembangan teknologi digital dalam beberapa tahun ini semakin wow. Flashdisk berkapasitas 128MB saja merupakan barang istimewa pada waktu lampau. Semakin ke sini, ukuran tersebut sudah kalah bersaing oleh Flashdisk yang kapasitasnya lebih besar. Flasdisk menginspirasi pembuatan produk baru yang bernama External Hardisk. Wah, hampir lupa  bahwa generasi mereka berawal dari Floppy Disk.

     Teknologi digital pun merambah ke produk kamera. Dahulu, kamera memerlukan film untuk mengabadikan objek yang diambil. Melalui proses cuci-cetak lah hasil gambar tersebut baru bisa terlihat, itupun hanya mampu menangkap sekitar 36 jepretan saja. Berkat sentuhan teknologi digital, sekarang proses mencetak foto lebih menyingkat waktu, gak ribet deh!

     Produsen ponsel pun tak kalah kreatif. Mereka mengadopsi fungsi kamera ke dalamnya. Hasil kualitas gambarnya dari yang hanya VGA, berkembang ke Mega Pixel; dan sekarang kita bisa mengatur kualitas gambarnya sendiri. Ada banyak fitur lain di dalam ponsel yang terus dikembangkan untuk menarik minat konsumen, salahsatunya adalah Audio. Ponsel dulunya berkicau seperti Tetris console yang bisa dibawa ke mana-mana itu, kemudian berkembang menjadi polyphonic, dan terus dikembangkan lagi fitur tersebut seperti Audio yang kita sering dengar sekarang ini. Tampilannya? Mungkin orang jaman sekarang yang sudah terbiasa dengan ponsel canggih dan pintar, akan sedikit lebih bersabar untuk menggunakan ponsel jadul. Pasalnya, ponsel tersebut masih berupa pixel kotak-kotak besar seperti angka-angka dalam kalkulator konvensional. Fitur mp3 player pun tersedia di dalam produk ini, menyusul video recorder dan playernya. WAP; GPRS; hingga 3G, telah merubah ponsel ini jadi lebih canggih lagi.

     Dalam dunia komputer pun mengalami perkembangan yang signifikan. Mari kita tengok sejenak perkembangan komputer beberapa tahun silam. Dimulai dari monitor yang memanfaatkan teknologi CRT atau yang familiar di telinga kita dengan sebutan layar tabung, berkembang menjadi LCD monitor. Konsumsi daya listrik pada LCD monitor ini sedikit lebih efisien dibandingkan CRT yang biasanya jadi biang kerok listrik kos-kosan sering anjlok. Masih banyak teknologi jadul lain yang dikembangkan ke teknologi digital sehingga memudahkan penggunaannya.

     Ngomong-ngomong soal pemanfaatan teknologi digital nih, khususnya dalam aspek internet, masyarakat Indonesia di masa sekarang bisa dibilang lebih up-to-date, bila mereka memanfaatkannya untuk mendapatkan informasi. Tapi yang disayangkan, pemanfaatan teknologi digital tersebut cenderung ke penyalahgunaan. Mayoritas pembaca pasti pernah dengar deh soal kasus orang hilang yang berawal dari situs jejaring sosial; adalagi kasus orang yang mencabuli temannya setelah menonton video porno; hedonisme kian merebak saking silaunya dunia gemerlap di internet; dalam dunia fashion, penjual pakaian model sekarang di internet tak mau kehilangan angin segar untuk memasarkan pakaian mini, mempropagandakan secara tak langsung, “aurat yang kelihatan itu wajar”.

     Bila menyoal pemanfaatan teknologi digital dalam bidang fotografi, seni dan pornografi itu beda tipis. Mereka menilai ada seni tersendiri dari lekuk-lekuk tubuh wanita. Memang itu seni yang diciptakan dari Alloh, tapi bukan untuk diumbar apalagi difoto! Malah objek tersebut semakin keranjingan dan merasa bangga bila auratnya difoto. Ada pula orang yang mendalami fotografi karena ingin memasak udang di balik batu, dia ingin seks dengan mendekati wanita yang menjadi objeknya. Penulis luruskan, mungkin yang demikian itu hanya terjadi pada beberapa fotografer yang tak profesional.

     Banyak pula segi positif dalam fotografi ini. Penulis sendiri pun terkesan bila melihat foto dari objek yang sehari-hari kita lihat nampak biasa, bisa menjadi lebih berseni berkat fotografi; gambar diam dan bisu dari dalam foto seolah bisa bercerita dan menari di dalam imajinasi kita yang melihatnya. Profesi fotografer maupun peminat fotografi saja pun punya sama andilnya dalam tanggungjawab terhadap pemanfaatan teknologi digital tersebut. Filter atau tindaklanjut dari pemerintah yang sudah berusaha maksimal untuk memblokir situs-situs porno pun telah dilakukan, tapi ada saja celah yang digunakan orang untuk tetap mengkonsumsinya. Yah...itu, filter yang baik ya dari diri sendiri, seberapapun besar lubang kekurangan pemblokiran pemerintah pasti takkan kita gubris!

     Yang telah lalu mah biarkan saja berlalu, toh masalalu dan kemarin adalah kenangan; hadiah adalah ketika kita masih diberi kesempatan hidup di hari ini dan; besok adalah misteri. Apa tidak sayang, bila kita terus menggelapkan dan membutakan hati kita sendiri? Tidak ada kata telat untuk terus berbuat kebaikan, walaupun hanya sekadar menjaga diri kita dari perbuatan penyalahgunaan, khususnya teknologi ini.

     Untuk orang-tua yang gaul dan melek teknologi, diharapkan mereka lebih peduli untuk mengajarkan anak-anaknya sebuah prinsip penggunaan ilmu pengetahuan dan wawasannya dalam kebaikan; mengajari anak mereka tau mana yang baik-buruk. Tak lepas pula pembaca remaja yang sudah waktunya untuk tau mana baik-buruknya sesuatu lebih jelas dengan memperbanyak membaca dan bersosial dalam lingkungan yang baik. Untuk mereka sang Pemerintah ataupun sang calon pemerintah, yang memegang leadership untuk diri-sendiri; teman; organisasinya; keluarga; dan instansi yang berskala lebih besar lagi, diharapkan peduli dengan kenyataan ini; menindaklanjuti dari diri-sendiri; saling mengingatkan dan membimbing ke pada mereka yang masih bisa diajak kepada kebaikan. Pembaca, apatis sudah merajalela dan individualisme masyarakat Indonesia ada di mana-mana, buat apa ilmu dan wawasan yang kita dapatkan sedikit lebih banyak daripada orang-lain ini bila tak berguna dan tak dirasakan manfaatnya untuk pihak lain? Dari lingkungan sendiri dulu aja deh.. Kesadaran kita masih dibutuhkan Bangsa ini agar nama baik Indonesia tetap eksis di mata Dunia, kawan... Sekecil apapun itu!

2 komentar:

Santai Sejenak | Secangkir Teh dan Sekerat Roti mengatakan...

salam hangat dan sukses selalu.. :)

Unknown mengatakan...

sesuatu banget