[coretan pikiranku] di Persimpangan jalan Itu.


ini bukanlah puisi atau catatan harian yang biasa aku tulis, melainkan suatu kegalauan atas lamanya waktu yang kulewati bersama kesendirian.

seringkali orang takut melangkahkan kakinya pada tempat baru yang akan ia datangi. dalam keadaan demikian, banyak persepsi yang dibuat dari pengalaman ataupun kejadian yang dikhawatirkan  terjadi.

berdiri di atas tanah sambil memandang ke atas, membayangkan bagaimana rasa di tempat ketinggian yang belum pernah dialami seumur hidupnya. aku hanya bisa ikut tersenyum dari jendela. melihat tingkah laku dua orang itu yang tenggelam dalam ambisinya.

orang pertama sedang berusaha meraih satu demi satu anak tangga menara tinggi itu, dan satu orang lainnya sedang ragu-ragu menyusulnya; entah apa yang dipikirkan. sementara yang terus memanjat tadi hampir sampai di atas. aku kagum, takjub sekaligus heran melihat orang pertama itu terus dan terus memanjat.

sudah terbilang puluhan tahun aku tinggal di daerah ini dekat menara tersebut, tapi tak pernah terbesit dari pikiranku untuk mencoba memanjatnya. entah bagaimana rasanya menikmati pemandangan daerah tempat tinggalku dari perspektif yang lain.

dengan mimik wajah lega, kagum, puas; orang pertama tadi gembira sekali melihat pemandangan dari ujung menara yang berhasil dia panjat. dengan ekspresi mulutnya yang terbuka lebar selebar-lebarnya, pasti indah sekali pemandangan yang dia lihat dari sana bila dibahasakan dalam kata-kata.

aku teringat orang kedua yang ragu menyusul tadi. sungguh sabar dia menunggu dan tak ingin merusak kesenangan temannya di atas sana. dia pun urung untuk menyusul. sepertinya rasa takut dan keraguan telah memenangkan kuasa atas pikirannya.

dia berusaha meyakinkan diri untuk mendiamkan rasa takutnya yang seolah terus berteriak, "kamu tidak bisa memanjatnya, kamu tak tau apa yang bakal terjadi di tengah perjalanan dan saat sampai di atas sana, banyak hal yang tidak kamu inginkan bila kamu mencobanya, hentikan semua ini!", tapi nihil.

burung berarak membentuk kawanan kecil beriringan, langit merah kekuningan dan sinar matahari meredup di titik perspektif horizon; isyarat dari alam tanda menjelang petang. orang pertama tadi asik menceritakan pengalaman memanjatnya pada teman yang ragu menyusulnya tadi sambil berjalan pulang. akhirnya mereka berpisah dan pulang ke rumah masing-masing di persimpangan jalan itu.

ada beberapa kehidupan yang Alloh ciptakan ini; siang dan malam, baik dan tidak baik, lelaki dan perempuan, logika dan perasaan, keberhasilan dan kegagalan, keberanian dan ketakutan; sedikit aspek ini ternyata masih banyak lagi yang belum kuketahui di luar sana. aku hanya sebagian kecil orang yang beruntung mengetahui sedikitnya dari ilmu Alloh.

aku masih belum benar memahami makna 'keberanian' dalam mewujudkan setiap keinginan. banyak rencana yang telah kukonsep tapi prosesnya hampir selalu terhenti karena situasi maupun keadaan yang selalu berubah di luar perhitungan. merasa hilang harapan, dan akhirnya menyerah.

ada kemiripan antara aku dan orang kedua itu, yaitu alasan klasik untuk menghentikan usaha yang sedang dilakukan dengan memilih 'berlari' daripada berjuang sedikit lebih keras lagi untuk meneruskan dan melihat hasil usahanya.

adalah lebih baik orang yang berusaha meraih sesuatunya dengan sedikit lebih banyak lagi keberanian seperti orang pertama tadi. pengalaman itu berarti untuk mengetahui letak kekurangan yang perlu kita perbaiki di kesempatan berikutnya.

2 komentar:

Abi R Utama mengatakan...

Kunjungan mas :D

Follow @9typo mengatakan...

monggo :)