Menjadi Orang Kaya


Pertolongan Alloh itu banyak jalan dan caranya. Mulai dari hal yang frontal, sampai ke hal yang potensial. Mengapa bisa demikian? Hemat penulis, Alloh akan mengganjar perbuatan—khususnya kebaikan—seseorang dengan balasan yang akan kita terima di akhirat kelak maupun yang langsung diterima di dunia ini. Kebaikan itu sendiri pun ada yang frontal dan yang potensial. Hal-hal simpel yang berdampak luar-biasa ini penulis akan membahasnya satu-per-satu.

Pertolongan Alloh yang frontal, yaitu ‘sesuatu yang secara langsung Dia berikan ke kita’. Kesehatan yang kita miliki sekarang merupakan salahsatu bentuk pertolongan frontal-Nya. Bayangkan saja bila kita tak ditolong, mungkin kita akan terserang pelbagai macam penyakit. Walaupun hanya masuk angin, pastilah kita tidak akan bisa bekerja dengan optimal ataupun hanya sekadar untuk menikmati hobby saja. Finansial yang kita miliki, entah banyak ataupun sedikit, itupun merupakan bentuk lain dari pertolongan frontal. Bila kita generalisasikan, wujud pertolongan frontal bisa kita sebut sebagai Anugrah.

Bicara maaf-memaafkan nih, terlebih lagi yang menyangkut soal ‘janji’. Penulis sendiri pernah menjadi orang yang dikecewakan dan mengecewakan orang lain. Nobody’s perfect merupakan kata-kata hiburan yang menguatkan seseorang yang berbuat salah, tapi ungkapan tersebut bukanlah dalih untuk menutupi kemalasan kita, but, who knows? Ya kita maklumi saja bila itu adalah orang lain, dan kita tetap berusaha maksimal seadanya untuk orang lain.

Suatu ketika, penulis pernah dikecewakan teman yang akan menjanjikan sesuatu, karena pada akhirnya realita tak selalu sesuai dengan rencana. Urusan tagih-menagih adalah hal yang menyangkut harga diri bagi penulis secara pribadi, jadi penulis hanya mengingatkan tentang janji temannya itu sekali saja, selebihnya, biar Alloh saja yang membalas. Jadi, bilamana Alloh berkeputusan untuk membalas ke semuanya itu di dunia ini, maka penulis akan mendapat pertolongan potensial itu. Demikian itu penulis ibaratkan seperti asuransi, tak perlu berharap dan menunggu bagaimana pertolongan itu akan turun, tapi pasti akan didapatkan.

Di samping kita hidup untuk menyembah-Nya, tujuan hakiki ilmu pengetahuan itu diciptakan adalah gunakan dalam kebaikan. Daripada ilmu pengetahuan dan pengalaman kita menganggur—dalam artian, belum berguna secara langsung untuk menolong orang lain—tak ada salahnya kita belajar menjadi orang-kaya. Hemat kata, orang-kaya adalah orang yang bisa memberikan apapun—bisa berbentuk tenaga; jasa; dan sumber-daya lain yang dimilikinya—kepada orang lain. Pengemis saja masih menerima uang receh, orang-orang yang lebih mampu dari pengemis pun masih menerima hal sekecil apapun yang kita beri, asalkan Lillahi ta’ala.

copyright--http://pertama.tumblr.com 

Tidak ada komentar: